Nyeri adalah kondisi yang sangat umum terjadi. Menurut Association for Study of Pain (IASP) nyeri diartikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan, atau mirip dengan, kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik maupun pengobatan lain. Nyeri dapat berasal dari setiap bagian dari tubuh manusia seperti kulit, otot, ligamen, sendi, tulang (nyeri nociceptive), jaringan terluka (nyeri inflamasi), saraf (nyeri neuropatik), organ internal (nyeri viseral) atau kombinasi dari jenis rasa sakit (nyeri campuran).
Penting bagi penderita nyeri untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar rasa nyerinya bisa berkurang dan kualitas hidupnya meningkat. Manajemen nyeri adalah cara untuk mengidentifikasi dan mengelola rasa nyeri yang disebabkan oleh kerusakan jaringan atau masalah fungsi tubuh. Tujuannya adalah mengurangi nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Manajemen nyeri dapat diberikan ketika seseorang merasakan nyeri yang cukup parah atau berlangsung lama. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, memperbaiki fungsi tubuh yang sakit, dan meningkatkan kualitas hidup. Nyeri bisa diatasi dengan menggunakan pengobatan berupa obat-obatan dan juga cara-cara non-obat.
Jenis-jenis Nyeri
Ada beberapa jenis nyeri:
- Nyeri Akut: Nyeri dengan durasi singkat (secara relatif) berlangsung dari beberapa menit hingga sekitar tiga bulan, terjadi di area tubuh tertentu dan merupakan respons tubuh terhadap cedera fisik. Biasanya sembuh setelah mendapat perawatan. Contohnya luka sayat, memar, atau otot tertarik.
- Nyeri Kronis: Berlangsung lebih dari tiga bulan, bisa karena cedera atau penyakit yang tidak sembuh dengan baik. Salah satu contoh nyeri kronis adalah nyeri punggung bawah, nyeri lutut
- Nyeri Nociceptive: Terjadi ketika ada cedera jaringan atau inflamasi, ujung saraf akan mengirimkan rasa sakit ke otak. Contohnya seperti patah tulang atau saat tangan terluka.
- Nyeri Neuropatik: Disebabkan oleh masalah pada sistem saraf, menyebabkan sinyal rasa sakit yang keliru. Contohnya, nyeri akibat diabetes, trigeminal neuralgia.
Cara Menangani Nyeri Menggunakan Manajemen Nyeri Pendekatan Farmakologi dan Nonfarmakologi
Manajemen nyeri farmakologi berarti memanajemen rasa nyeri dengan menggunakan obat-obatan pereda nyeri. Manajemen nyeri farmakologi meliputi penggunaan analgesik non-opioid, opioid, analgesik adjuvant, dan kortikosteroid:
- Analgesik non-opioid biasanya digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang. Analgesik non-opioid dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama: antiinflamasi nonsteroid (NSAID), asetaminofen, dan agen topikal.
- Analgesik opioid adalah pereda nyeri yang digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat. Analgesik opioid dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama: opioid alami, opioid sintetik, dan opioid semi-sintetis. Akan tetapi, penggunaan opioid memerlukan perhatian khusus terkait potensi efek samping dan adiksi.
- Analgesik adjuvant adalah beragam kelompok obat yang dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat manajemen nyeri lainnya untuk meningkatkan efek analgesiknya atau untuk mengatasi jenis nyeri tertentu. Analgesik adjuvant dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori berdasarkan mekanisme kerja dan indikasi terapeutiknya yaitu kelompok antidepresan, antikonvulsan, anestesia lokal, dan kortikosteroid.
- Kortikosteroid adalah agen anti-inflamasi ampuh yang digunakan untuk nyeri yang berhubungan dengan peradangan. Mereka umumnya digunakan untuk nyeri yang berhubungan dengan kondisi seperti rheumatoid arthritis dan nyeri punggung.
Manajemen nyeri non-farmakologi artinya memanajemen nyeri dengan obat. Berikut cara untuk mengelola nyeri yang bisa dilakukan oleh ahli medis maupun pasien sendiri tanpa obat-obatan:
- Stimulasi dan pijatan pada kulit: Pijatan pada tubuh, terutama punggung, dapat membantu mengurangi nyeri dengan membuat pasien lebih rileks.
- Kompres dingin dan hangat: Kompres dingin mengurangi produksi prostaglandin yang bisa meningkatkan rasa nyeri, sementara kompres hangat membantu meningkatkan aliran darah dan mempercepat penyembuhan.
- Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS): Alat TENS dipasang di kulit dan menghasilkan sensasi kesemutan atau getaran pada area yang terasa nyeri.
- Distraksi: Mengalihkan fokus perhatian dari rasa nyeri dengan cara tertentu bisa membantu mengurangi gangguan akibat nyeri.
- Teknik relaksasi: Melakukan teknik pernapasan dalam secara teratur bisa menurunkan ketegangan otot dan meredakan nyeri.
- Imajinasi terbimbing: Dengan bimbingan, pasien menggunakan imajinasi positif untuk mengalihkan perhatian dari rasa nyeri.
- Terapi musik: Mendengarkan musik instrumental dapat memberikan ketenangan dan mengalihkan perhatian dari nyeri.
Lebih lanjut terkait informasi PELATIHAN MANAJEMEN NYERI/PAIN MANAGEMENT KLIK DISINI