FARMASI KLINIK
Farmasi Klinis merupakan praktek kefarmasian yang berorientasi kepada pasien lebih dari orientasi kepada produk. Praktek pelayanan farmasi klinik di Indonesia relatif baru berkembang pada tahun 2000-an. Dimulai dengan adanya beberapa farmasis yang belajar Farmasi Klinis di berbagai institusi pendidikan di luar negeri. Istilah farmasi klinik mulai muncul pada tahun 1960-an di Amerika, yaitu suatu disiplin ilmu farmasi (Pharmacy Clinical Science) yang dikembangkan dengan menekankan fungsi farmasis dalam memberikan asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care) kepada pasien. Tujuan farmasi klinis adalah untuk memaksimalkan efek terapi, meminimalkan resiko, meminimalkan biaya pengobatan, serta menghormati pilihan pasien.
Farmasi Klinis adalah cabang farmasi di mana apoteker klinis memberikan perawatan pasien secara langsung yang mengoptimalkan penggunaan obat-obatan dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan pencegahan penyakit. Apoteker klinis merawat pasien di semua pengaturan perawatan kesehatan. Gerakan farmasi klinis awalnya dimulai di dalam rumah sakit dan klinik.
Apoteker klinis sering bekerja dalam kolaborasi dengan dokter, asisten dokter, praktisi perawat, dan profesional kesehatan lainnya. Apoteker klinis dapat mengadakan perjanjian praktik kolaborasi formal dengan penyedia layanan kesehatan lain, umumnya satu atau lebih dokter, yang memungkinkan apoteker meresepkan obat dan memesan tes laboratorium.
Berperan dalam sistem perawatan kesehatan
Dalam sistem perawatan kesehatan, apoteker klinis adalah ahli dalam penggunaan obat terapeutik. Mereka secara rutin memberikan evaluasi dan rekomendasi terapi pengobatan kepada pasien dan profesional perawatan kesehatan lainnya. Apoteker klinis adalah sumber utama informasi dan saran yang valid secara ilmiah mengenai penggunaan obat yang aman, tepat, dan hemat biaya. Apoteker klinis juga membuat diri mereka lebih mudah tersedia untuk umum. Di masa lalu, akses ke apoteker klinis terbatas pada rumah sakit, klinik, atau lembaga pendidikan. Namun, apoteker klinis menyediakan diri mereka melalui hotline informasi pengobatan, dan meninjau daftar obat, semuanya dalam upaya untuk mencegah kesalahan pengobatan di masa mendatang.
Pada negara Inggris, apoteker klinis secara rutin terlibat dalam perawatan langsung pasien di rumah sakit, dan semakin, dalam operasi dokter. Mereka juga mengembangkan pendidikan profesional pasca pendaftaran, kurikulum profesional untuk pengembangan tenaga kerja, memberikan keahlian tentang penggunaan obat-obatan untuk organisasi nasional seperti NICE, Departemen Kesehatan, dan MHRA, dan mengembangkan pedoman obat-obatan untuk digunakan di bidang terapeutik.
Apoteker klinis berinteraksi langsung dengan pasien dalam beberapa cara berbeda. Mereka menggunakan pengetahuan mereka tentang pengobatan (termasuk dosis, interaksi obat, efek samping, biaya, efektivitas, dll) untuk menentukan apakah rencana pengobatan sesuai untuk pasien mereka. Jika tidak, apoteker akan berkonsultasi dengan dokter utama untuk memastikan bahwa pasien menjalani rencana pengobatan yang tepat. Apoteker juga bekerja untuk mendidik pasien mereka tentang pentingnya minum obat dan menyelesaikannya.
Komponen dasar praktik farmasi termasuk obat resep, pemberian obat, pemantauan resep, mengelola penggunaan obat, dan konseling pasien.
Lebih lanjut terkait informasi PELATIHAN FARMASI KLINIK KLIK DISINI